Review Wheels and Heels – Irene Dyah Respati


Keterangan Buku : 

Judul : Wheels and Heels 
Penulis : Irene Dyah Respati 
Editor : Pradita Seti Rahayu 
Penerbit : Elex Media Komputindo 
Tahun terbit : 2015 
ISBN : 978-602-02-75475 
Tebal : 310 hlm.  


Blurb : 

Pangeran memalsukan citra saat bertemu Cinderella di belantara
Cinderella memalsukan busana saat berdansa dengan Pangeran di istana
Dan toh, mereka bahagia selamanya


Abhilaasha tak bisa lepas dari gaun mewah, high heels, dan dunia gemerlapnya. Sedangkan, Aidan selalu lekat dengan kemeja aneh, serbakaku, dan dunia otomotifnya. Dan dunia berbeda itu mempertemukan Abby dan Aidan.

Mereka berperan, berpura-pura, beradu dalam rahasia. Ketika kejujuran ditunjukkan oleh masing-masing pemeran, apakah semua akan tetap sama?


Sekilas tentang Wheels and Heels 


Abhilaasha a.k.a Abby, seorang usher cantik yang punya tubuh molek ditambah kemampuan merayu yang luar biasa. Bertolak belakang dengan tampilan luarnya yang WOW banget, gaya hidup Abby amat terpaksa sederhana. Deket dengan ojek, angkutan umum, juga jajanan murah. Semua ini Abby lakukan demi penghematan. Katakanlah, ia menjadi semacam mesin ATM bagi keluarga.

Aidan Artalasmana a.k.a Aidan, si cakep yang punya badan bagus, tapi kaku dan buta mode. Hobi banget pake kemeja dan celana yang perpaduan warnanya aneh. Doi juga punya obsesi besar sama dunia otomotif.

Abby dan Aidan bertemu di pelatihan produk untuk motor show. Melihat Aidan yang terlihat begitu serius, kikuk juga pelit senyum, Abby pun iseng menggodanya. Godaan khas usher yang sukses membuat pipi Aidan memerah malu. Siapa sangka, takdir iseng mempertemukan Abby dan Aidan, lagi dan lagi. Bak alur film India, keduanya terhubung dengan aneh dan canggung. Saat debar-debar perasaan lain mengetuk pintu hati masing-masing, kejujuran menjadi jurang di antara mereka.

Apa yang akan mereka lakukan setelah ini? Membiarkan jurang semakin dalam? Atau mencoba membuat jembatan di atas jurang untuk meniadakan perbedaan?


Kata Ketimpuk Buku tentang Wheels and Heels 



Yay! Seneng banget karena Ketimpuk Buku kembali berkesempatan membaca karya kece seorang Irene Dyah, setelah beberapa waktu lalu jatuh cinta dengan Complicated Thing Called Love, Love in Marrakech dan Love in Blue City. 


Satu yang aku harapkan bisa didapatkan dari Wheels and Heels ini adalah : kocak campur baper. Khas Irene Dyah. Terus gimana? 
 
Well, jika dibandingkan dengan 3 novel yang aku baca sebelumnya, Wheels and Heels ini lebih terasa segar dan lincah. Engg .. dan nakal. Haha. Tapi bisa dibaca sama siapa aja sih, ga ada adegan yang aneh-aneh, meski kadang kelakuan Abby bikin kipas-kipas gerah. *lalu Aidan ngegilas Abby pake SUV :p

Karakter tokohnya dapet banget. Abby konsisten jadi penggoda, meski di beberapa bagian, cewek ini sungguh rapuh. Abby juga kocak. Pemikirannya suka aneh. Dan itu bisa pembaca nikmati dari penggalan status-status Abby di facebook. Kebanyakan dari status itu bikin ngakak. Sebagian lagi bikin mikir.

Aidan. Oh Aidan. Ada ga ya cowok macam begini di zaman sekarang? Polos banget! Pengen tak bawa pulang rasanya. Haha. Eh tapi si Aidan kadang nyebelin juga kok. Plus selera modenya itu paraaaah banget. Masa nih ya, waktu dia nemenin Abby nonton Jakarta Fashion Week, Aidan nyamain stud sama sepatu berpaku-paku? Terus ngira bulu-bulu sebagai upil, masa? *lol kuadrat :D


Interaksi Abby dan Aidan beneran bikin gemes. Aku ngakak-ngakak bodoh ngebayangin dudulnya mereka. Mostly dudul. Tapi ada juga yang sweeeet banget. Seperti waktu rumah Abby kebanjiran, lalu Aidan datang bawa kresek berisi bahan makanan. Aidan nekat nyemplung ke area banjir yang masih lumayan tinggi, demi Abby seorang. Uhhh. Meleleh ga?

Selain itu, profesi kedua tokoh utama di Wheels and Heels juga seru. Aidan yang tergila-gila dengan dunia otomotif, bakal ngajak pembaca terbengong-bengong dengan istilah-istilah otomotif yang super ribet. Abby aja sampe mengawinkan Toyota dengan Nissan, gara-gara ngobrol sama Aidan loh. Hoho. Di samping itu, profesi Abby juga ga kalah menarik. Usher. Yang dari zaman kapan tau, identik dengan cewek cantik tapi bodoh dan murahan. Apa betul? Coba deh kenalan dulu sama Abby.

Fokus cerita ga sebatas Abby dan Aidan aja, melainkan konflik kedua tokoh dengan keluarganya. Porsi masalah Abby terlihat lebih besar, meski bagian Aidan pun nggak bisa dibilang enteng. Dari awal, aku udah sebel sama kondisi keluarga Abby. Kok ya bisa-bisanya nyerahin semua masalah ke Abby. Tapi ya .. kita emang kadang cuma bisa melihat apa yang nampak oleh mata. Padahal sebenarnya bisa aja nggak seperti itu. Berbeda jauh malah.

Pesan moral banget, kadang kita mikirin kita aja yang capek padahal yang orang lain alami bisa jadi jauh lebih berat. Berhenti sekedar mikirin diri sendiri. Satu lagi, jangan pernah menjatuhkan penilaian sama orang lain hanya karena kulit luarnya. Seksi setengah mati bukan berarti nakal. Kaku dan norak sekali pun bukan berarti gembel. Wheels and Heels, menyuguhkan kisah cinta yang segar menggemaskan. Sekaligus menyajikan haru biru permasalahan keluarga.

Wajib baca! Aku rekomendasiin banget buat yang pengen diajak baper plus ngakak dalam waktu bersamaan. :D


Bonus kutipan favorit dari Wheels and Heels 











Tidak ada komentar