Review The Unbroken Vow – Kezia Evi Wiadji



Keterangan Buku :

Judul : The Unbroken Vow
Penulis : Kezia Evi Wiadji
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Cetakan pertama, 2015
ISBN : 978 – 602 – 03 – 1963 – 6
Tebal : 232 hlm
Harga : Rp 44.000 (@BukaBuku)


Ivy Sutedja. Wanita pemilik rambut panjang bergelombang, berusia 28 tahun, jago merancang gaun pengantin cantik. Bersama sahabatnya, Hannah, Ivy membuka Ivy Bridal. Mereka berdua berbagi tugas. Hannah mengatur jalannya operasional dan keuangan. Sedangkan Ivy fokus ke pembelian dan produksi gaun pengantin.

Ethan Wicaksana. Lelaki tampan, desain interior, pemilik Be Elegant. Dahulu, usahanya ini sempat terpuruk, namun seiring waktu dan kerja keras, karirnya tidak gulung tikar. 

Ivy Sutedja dan Ethan Wicaksana pernah menjalani masa pacaran yang lama, lantas menikah. Saling bahu membahu pada lini karir masing-masing. Makin lengkap dengan hadirnya Cindy, gadis cilik nan manis buah hati mereka. 

Rumah tangga mereka mulai bergejolak ketika usaha Ivy Bridal semakin sukses sedangkan Be Elegant semakin terpuruk. Ethan meminta Ivy lebih banyak meluangkan waktu di rumah. Ivy marah. Ia menganggap Ethan egois dan tidak rela jika dirinya lebih sukses. Pertengkaran demi pertengkaran terjadi. Ego semakin tumbuh subur. Dan akhirnya yang bisa mendamaikan mereka hanyalah ketuk palu pengadilan. Tanda mereka resmi bercerai.

Akibat perceraian itu, putri tunggal mereka, Cindy, mogok sekolah. Dia juga jatuh sakit, sampai harus dirawat di rumah sakit. Mama Marta, ibunya Ethan juga tak kalah syok dengan perceraian mereka.

Demi orang-orang tersayang, Ivy dan Ethan membuat kesepakatan. Meski sudah bercerai, mereka akan tetap mencurahkan perhatian full untuk Cindy. Ethan bertugas mengantar Cindy sekolah, sedangkan Ivy bertugas menjemputnya. Lalu sorenya, Ethan kembali berkunjung, menemani Cindy belajar. Malamnya memasakkan makan malam untuk mereka bertiga. Lalu saat Cindy telah terlelap tidur, Ethan pulang ke rukonya.

Dengan pembagian tugas seperti itu, hubungan Ivy dan Ethan membaik. Saling pengertian dan menghargai hadir diantara mereka. Mereka tak ubahnya kawan baik. Hubungan yang sudah membaik ini mendadak lebur saat nama Sally, guru TK Cindy, digaungkan ditengah mereka.

Berawal dari ketidaksengajaan memberikan tumpangan untuk Sally sepulang mengajar di sekolah anaknya. Berlanjut pada makan es krim bareng. Menjadi pembuka hubungan asmara yang lebih intens. Pemicu kencan-kencan selanjutnya.

Ivy terluka. Meski statusnya bercerai dengan Ethan. Ia tak merasakan kehilangan dalam artian sebenarnya. Tapi mau melarang tak bisa.

“Kenapa kamu keberatan? Kita kan sudah bercerai!” (hlm 153)

Cindy yang awalnya mengagumi Sally sebagai guru favorit, mendadak membenci gadis mungil itu. Sejak tak sengaja memergoki daddy-nya tengah memeluk Sally di lantai tiga ruko miliknya.

Pelik.

Terlebih saat hero untuk Ivy hadir. Max. Laki-laki baik yang menyelamatkan Ivy dan Cindy dari ancaman empat preman di lampu merah. Saat tau bahwa Ivy adalah janda, Max gencar mendekatinya. Menawarkan bahu untuk Ivy bersandar. Menawarkan kebahagian untuk Cindy.
Keadaan satu sama. Kalau dulu Ethan bisa bilang Kita kan sudah bercerai! saat Ivy menyatakan keberatan dengan hubungannya dan Sally. Kali ini sebaliknya.

Bagaimanakah kisah cinta Ivy-Ethan-Sally-Max ini akan bergulir?

Akankah Ivy bersama Max – Ethan bersama Sally?

Atau ..

Masalah makin menjadi-jadi saat Ethan tak sengaja menemukan kertas berisi diagnosa dokter untuk Ivy. Ivy kena kanker payudara? Akankah sejarah berulang? Karena dulu, mommy-nya Ivy meninggal karena penyakit mematikan tersebut.

Wuah! Akhirnya bisa narik nafas lega pas ending.

Lembar-lembar pertama bawaannya gregetan aja. Pengen nimpuk Ethan. Pengen noyor Sally. Beralih ke noyor-noyor diri sendiri pas tau kalo Ethan dan Ivy udah bercerai. Tapi tetep ya, aku menobatkan Sally sebagai pemeran antagonis di sini. Boleh jadi ia digambarkan lembut, mungil, cantik, di awal cerita. Makin lama kok ya makin nyebelin. Tukang merajuk. :p

Sempat sebel juga sama Cindy yang awalnya digambarkan sebagai gadis cilik sensitif yang pemaksa. Daddy-nya sampai jadian sama Sally kan gara-gara Cindy yang ngajakin kemana-mana. Pas nyampe bagian Cindy jadi musuhin Sally, pengen bener ngajakin doi tos.

Mungkin akibat dari awal udah mikir kalo Ethan cocoknya sama Ivy. Sama-sama tampan/cantik, cerdas, punya cinta yang kuat juga (sebenarnya). Pesan moral di novel ini kuat banget yess, betapa penting buat nahan ego biar ga jadi raksasa. Plus menggunakan kacamata yang tepat dalam menghadapi setiap situasi.

Bagian favorit di novel ini ialah mengenai papan doa. Kalau nanti udah nikah, pengen deh bikin papan doa juga. Diisi bareng sama anak dan suami. Sepertinya seru!

Lalu, yang bikin nyengir-nyengir sendiri adalah seruan wajib yang Ivy dan Ethan teriakkan untuk Cindy ketika mereka tiba di rumah.

“Anak daddy yang cantik mana ya?”

“Anak mommy yang cantik mana ya?”

How lucky you are, Cindy :)

Kalimat-kalimat favorit :

1. Dengan berlalunya waktu, semua akan berjalan normal kembali di atas ketidaknormalan yang ada. (hlm 75)

2. Selama ini, hubungannya dengan Ethan ibarat sepasang sepatu tua. Meskipun telah usang dan rusak karena sebuah perceraian, tetapi masih bisa dipakai sehari-hari dan nyaman untuk berjalan. (hlm 85)

3. Hanya orang bodoh yang menangisi kepergian laki-laki yang tidak lagi memperdulikan, sementara Tuhan telah mendatangkan laki-laki lain yang baik. (hlm 158)

4. Jangan takut, Babe. Kamu lebih besar dari masalahmu. (hlm 180)

5. Selama kita bernafas, masalah akan selalu ada. Intinya, kamu akan memakai kacamata apa dan bagaimana kamu menyikapinya. (hlm 216)

5 komentar

  1. ya ampun pas bacanya saya kesel sama Ivy, terus ethan juga, terus ke Sally , tapi tetap kasian sama anaknya si Cindy, pesannya nyampe banget ini novel

    BalasHapus
  2. Aku sebenarnya gak begitu tertarik begitu novel ini liris, entah kenapa -__-
    Tapi banyak review yang bilang ini buku bagus, termasuk kamu -______-
    Jadi pengen bacaaa nanti xD

    BalasHapus
  3. seru deh kayaknya, btw juduknya rada mirip sama buku penerbit sebelah ya? *gagal fokus

    BalasHapus
  4. Dari reviewnya, sepertinya ini bacaan yang berat ya, perceraian. Terkadang pasangan yang berada dalam situasi ini seolah hanya memikirkan ego masing-masing. Alasan psikologis anak tidak punya dampak besar bagi mereka dalam membuat keputusan. Meskipun begitu, Cindy masih beruntung karena kedua orangtuanya masih memberi perhatian penuh pada dia. Oh iya, kalau baca review buku ini, aku selalu kebayang Tom Cruise ketika berperan sebagai Ethan di Mission Impossible :D. Karena penulis juga pernah bilang bahwa tokoh Ethan ini terinspirasi dari sosok Tom Cruise, sih.

    BalasHapus